Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Soekarno pernah mengatakan sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Sejarah merupakan pelajaran berharga yang dapat digunakan sebagai petunjuk ketika melangkah pada masa kini dan masa yang akan datang. Dengan belajar sejarah kita akan mengerti asal-usul dan tujuan yang hendak dicapai. Sejarah juga mengandung nilai-nilai kebaikan yang dapat menjadi teladan pada masa kini.
Belanda tak pernah menyangka bahwa kebijakan politiknya itu justru menjadi tonggak awal kebangkitan bangsa Indonesia untuk bersatu melawannya. Pada masa itu, untuk keperluan pendidikan pemerintah. Hindia Belanda bahkan mendirikan gedung-gedung sekolah, salah satunya gedung Stovia yang ada di Batavia (sebutan jakarta masa itu). Banyak pemuda Indonesia yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menempuh pendidikan sehingga lahirlah pelajar-pelajar bahkan mahasiswa baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Banyaknya pemuda Indonesia yang mendapatkan pola pendidikan barat justru membuka pikiran mereka akan kemerdekaan.
Buah dari pemikiran itu Soetomo mendirikan sebuah organisasi pemuda bernama Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 yang kemudian diperingati hari kebangkitan nasional. Budi Utomo didirikan dengan tujuan menggalang dana bantuan yang diperuntukkan membantu biaya pendidikan para siswa yang tidak mampu. Organisasi ini juga memberikan masukan kepada pemerintah kolonial agar meningkatkan kesejahtraan rakyat bumiputra. Budi Utomo menginspirasi para pemuda untuk berjuang membela hak-hak politik dan ekonomi rakyat Indonesia.
Gaungnya terdengar hingga seluruh tanah air dan menginspirasi lahirnya organisasi-organisasi dan partai-partai baru seperti Sarekat Dagang Islam yang menjadi sarekat Islam pimpinan Tjokroaminoto, Partai Politik Indiche Partij oleh R.M Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara), Tjiptomangunkusumo, dan Doewes Dekker. Trikoro Dharmo yang diprakarsai oleh Satiman Wiryosandjoyo yang kemudian berumah nama menjadi Jong Java. Dari timur lahir Jong Ambon, Jong Celebes, Sekar Rukun dan Pemuda Kaum Betawi. Sementara itu tokoh perhimpunan Indonesia di negeri Belanda juga tidak ketinggalan membuat pergerakan. Pengaruh perhimpunan Indonesia di negeri Belanda terhadap pergerakan kebangsaan di tanah air ternyata sangat besar, terutama melalui majalahnya yang bernama “Indonesia Merdeka”.
Menurut sejarawan Anhar Gonggong, ciri perlawanan bangsa Indonesia menghadapi Belanda pada abad XX memiliki perbedaan dengan masa-masa sebelumnya. Perlawanan bangsa Indonesia pada abad XVII-XIX cenderung menggunakan perlawanan “fisik” (otot). Tokoh yang terlibat dalam perlawanan ini di antaranya Sultan Agung, Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro dan Tuanku Imam Bonjol. Tokoh-tokoh tersebut melawan Belanda dengan senjata seadanya seperti golok, pedang, klewang dan senjata api tetapi dalam jumlah terbatas. Dari segi persenjataan, kekuatan para pemimpin pada masa itu jelas kalah dengan pasukan Belanda.
Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional
1. Munculnya Elite Baru
2. Munculnya Kaum Pergerakan
3. Berkembangnya Media Cetak (Pers)
4. Peristiwa Kemenangan Jepang atas Rusia
5. Pergerakan Nasional di India, Tiongkok dan Filipina
Organisasi Pergerakan Nasional, kemunculan organisasi ini diawali dengan berdirinya Budi Utomo pada 1908. Dalam waktu singkat organisasi sosial dan politik dengan latar belakang berbeda berkembang pesat. Bahkan, perkembangannya membuat pemerintah kolonial Belanda khawatir. Satu hal menarik adalah hampir semua organisasi pergerakan nasional dimotori oleh para pemuda yang berusia 18-30 tahun.
1. Budi Utomo (BU)
Jejak perjuangan para pemuda dimulai dengan berdirinya Budi Utomo. Salah satu tokoh yang sangat berperan dalam pendirian organisasi ini adalah dr. Wahidin Sudirohusodo. Ia merupakan seorang dokter lulusan STOVIA. Gerakan Budi Utomo hanya terbatas di Pulau Jawa dan Madura. Cabang-cabang Budi Utomo meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Magelang, Surabaya dan Probolinggo.
Pada Oktober 1908 Budi Utomo mengadakan kongres tersebut di antaranya memutuskan R.T. Tirtikusumo (Bupati Karanganyar) sebagai ketua. Selain itu, pusat organisasi tersebut ditetapkan di Yogyakarta. Setelah melalui pembicaraaan dan perdebatan yang cukup panjang, diputuskan pula beberapa kesepakatan hasil kerja. Beberapa kesepakatan tersebut sebagai berikut.
a. Budi Utomo tidak bergerak di bidang politik
b. Kegiatan ditujukan pada bidang pendidikan dan kebudayaan
c. Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada wilayah Jawa dan Madura
2. Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam (SI) juga dikenal sebagai organisasi politik pertama di Hindia Belanda. Pada mulanya SI merupakan organisasi perkumpulan para pedagang pribumi yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Sarekat Dagang Islam (SDI) didirikan oleh R.M. Tirto Adhi Soerjo pada 1909. Pendirian SDI bertujuan melindungi pedagan pribumi muslim dari monopoli yang dilakukan pedagang Tiongha. Tirto Adhi Soerjo merupakan pemuda yang juga dikenal karena mendirikan surat kabar pribumi pertama berbahasa Melayu, yaitu Medan Prijaji.
Sarekat Islam memperjuangkan kesejahtraan rakyat dan secara langsung bergerak di bidang politik. Hal inilah yang kemudian menjadikan Sarekat Islam memperoleh banyak pengikut. Kesuksesan SI tersebut disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
a. Sarekat Islam membela kepentingan rakyat kecil
b. Sarekat Islam memperjuangkan kepentingan ekonomi rakyat
c. Sarekat Islam berjuang di atas panji-panji agama islam sehingga mempunyai pengikut yang tersebar di seluruh tanah air
3. Indische Partij (IP)
Indische Partij (IP) terbentuk pada 1912. Pendiri organisasi ini adalah E.F.E. Douwes Dekker alias Danudirja Setiabudi. IP mempunyai cita-cita menyatukan semua golongan, baik itu golongan Tionghoa, Arab, Indo, Pribumi, maupun yang lain dapat menjadi anggota organisasi ini. Mereka bersatu. Nasib bangsa ditentukan bukan oleh pemerintah Belanda, melainkan mereka sendiri.
Dalam rapat besar diputuskan bahwa tujuan organisasi Indische Partij untuk membangun patriotisme rakyat jajahan Belanda di tanah air, menumbuhkan dan meningkatkan jiwa integrasi antarsemua golongan untuk memajukan tanah air dilandasi oleh jiwa nasional dan mempersiapkan diri bagi kemajuan rakyat yang merdeka.
Selain itu, Indische Partij memutuskan program kerja organisasi dan langkah-langkah yang perlu diambil sebagai berikut.
a. Meresapnya cita-cita persatuan Hindia (Indonesia)
b. Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik dengan pemerintah maupun masyarakat luas
c. Memberantas usaha yang akan membangkitkan kebencian antara agama satu dengan agama lain
d. Memperbesar pengaruh Hindia (penduduk pribumi) untuk ikut serta dalam pemerintahan
e. Berusaha mendapatkan kesamaan hak bagi rakyat Hindia, terutama di dalam hukum formal
f. Dalam bidang pendidikan, tujuannya diutamakan pada peningkatkan taraf kehidupan rakyat Hindia
g. Memperbaiki kondisi perekonomian bangsa Hindia, terutama ekonomi