Tahun baru Islam, bagi sebagian orang adalah hari yang paling ditunggu. Tahun baru Islam harus disambut dengan berbagai cara, tapi sebaik-baik contoh dalam agama adalah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.
Lalu bagaimana para Sahabat menyikapi tahun baru Islam? Jawabannya akan anda temukan dalam artikel berikut ini. Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah Swt alhamdulillah kita besyukur yang mana pada kesempatan yang mulia ini Allah swt masih memberikan kesempatan kita untuk hidup mari kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Azza wa Jalla.
Bulan Muharram ialah bulan mulia yang memiliki banyak sekali keutamaan dan keistimewaan. Ia merupakan bulan saat ibadah puasa sunnah yang dikerjakan di dalamnya lebih baik daripada di bulan-bulan lainnya. Setiap tahun ketika bulan ini datang, umat islam di seluruh penjuru turut pula merayakannya. Sebab, ia merupakan bulan saat umat islam mengawali perhitungan kalender tahun Hijriah berdasarkan peredaran bulan atau yang biasa dikenali dengan tahun baru Hijriah.
Banyak cara dilakukan umat islam untuk merayakan bulan ini, baik dengan mengingat sejarah hijriah Rasulullah saw, mengadakan ceramah, maupun mengadakan perlombaan yang berhubungan dengan syi’ar islam untuk menyambut kedatangan bulan ini.
Sesungguhnya sebagaimana disebutkan oleh para sahabat ‘Hai anak adam engkau itu taubahnya ibarat hari demi hari atau hari-hari’. Kalau suatu hari telah berlalu maka hilanglah sebagian dari dirimu sesaat lagi dan dalam waktu yang tidak lama lagi kita akan memasuki Tahun baru Islam yang diletakkan tonggak dari sejarah islam dan penanggalan islam dengan hijarahnya Nabi saw.
Sebelumnya telah disebutkan bahwa bulan Muharram seringkali diperingati umat Islam dengan sebutan tahun baru Hijriah. Khalifah Ummar Bin Khattab r.a ditegur oleh seoarang sahabat sesungguhnya engkau mengirim surat tidak menggunakan tanggal maka letakkannlah penanggalan untuk kita, maka Ummar meminta para sahabat apa dan darimana kita mulai penanggalan tersebut ada yang mengusulkan dari di utusnya Nabi saw dan adapula yang mengusulkan dari hijrahnya Nabi saw karena dari sanalah terpisah antara yang hak dengan yang batil.
Khalifah Umar bin Khattab r.a adalah orang yang pertama yang menetapkan penanggalan Hijriah, yang dihitung sejak hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah. Tahun tersebut tentu saja memberikan pengaruh dan efek positif bagi umat Islam karena dikaitkan dengan aktivitas hijrah Rasulullah saw dan menunjukkan titik awal kebangkitan umat Islam.
Tentu dengan datangnya Tahun baru kita berharap semangat untuk beribadah pun semakin baru dan ada beberapa hal pokok yang kita ingatkan kaitannya dengan tahun baru ini:
1. Tahun baru ini sebagai momen kita jadikan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Muharram merupakan salah satu dari bulan haram yang disebut dalam hadist Nabi saw. Sesungguhnya masa itu berputar sebagaimana bentuk yang telah diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla disaat Allah menciptakan langit dan bumi yang mana 12 bulan dan 4 di antaranya bulan haram, 3 berturut-turut dan rajab menyendiri. Itulah di agama yang lurus janganlah kalian berbuat dzalim di dalamnya oleh karena itu ke dzaliman yang paling utama dan yang paling besar adalah sirik kepada Allah Azza wa Jalla jangan sampai dibulan haram kita melakukan ke syirikan
Salah satu langkah untuk menuju falsafah bulan Muharam adalah memahami kandungan ayat-ayat Al-Quran. Salah satu ayat Al-Quran yang menyinggung bulan ini adalah Q.S. at-Taubah/ 9: 36.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. at-Taubah/ 9: 36).
2. Tidak ada dalam islam untuk melakukan do’a akhir tahun demikian juga do’a awal tahun, dizaman Nabi saw zamannya Abu Bakar kemudian Ummar Bin Khattab r.a pun hanya melatakkan tanggal saja dan tidak ada satu pun dari para sahabat dari pala Khalifah Rasyidin yang Nabi perintahkan.
Ikuti tata caraku dan cara khalifah ku yang lurus dan terpimpin tidak ada satu pun dari mereka do’a akhir tahun maupun awal tahun. Hadist nabi: siapa yang mempraktikan suatu amalan yang bukan dari kami bukan dari islam bukan dari ajaran nabi saw, bukan dari perintah nabi maka ditolak.
3. Jangan kita meyerupai orang-orang kafir. Nabi saw ingatkan kalian akan mengikuti cara orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sehingga kalau mereka masuk ke lubang buaya kalian akan ikut.
Maka tidak ada dalam islam menyambut tahun baru seperti halnya orang-orang kafir menyambut tahun baru dengan pesta kembang api atau yang lainnya yang mengahmbur hamburkan harta kemudian diatas jalan yang tidak dicontohkan dan diperintahkan oleh Rasulullah saw yang wajib kita perhatikan adalah apa ibadah yang datang dari nabi saw dalm setiap saat terutama dibulan Muharram semoga apa yang kita ambil bermanfaat.
Adapun hijrah dari segi tempat, yaitu perpindahan dari Kota Mekah ke Kota Madinah, yang merupakan peristiwa masa lampau di zaman Rasulullah dan para sahabat beliau. Tentu saja hal ini telah lama berlalu dan tidak akan terulang kembali. Namun, hijrah dari segi makna selamanya akan tetap berlaku dan selalu ada sela langit dan bum masih berdiri tegak.