Kesejajaran atau pararelisme adalah upaya penulis merinci unsur yang sama penting dan sama fungsi secara kronologis dan logis dalam kalimat. Dalam kalimat dan paragraf, perincian itu harus menggunakan bentuk bahasa yang sama, yaitu rincian sesama kata, sesama frasa (kelompok kata) dan sesama kalimat. Kesamaan bentuk dalam paralelisme menjaga pemahaman yang fokus untuk pembaca dan sekaligus menunjukkan kekonsistenan sebuah kalimat dalam penulisan karya ilmiah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian kalimat efektif adalah sebagai berikut :
1) Tentukanlah apakah kesejajaran berada bentuk bahasa kalimat atau paragraf.
2) Jika urutan rincian dalam bentuk frasa, rincian uruan berikut harus dalam bentuk frasa juga.
3) Penomoran dalam rincian harus konsisten.
4) Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar.
5) Hindarilah gejala ekonomi bahasa yang bermakna sama, seperti … dan lain lain, antara lain … Sebagai berikut, yakni … Perhatikanlah contoh kesejajaran yang benar berikut. Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada: hari :…, tanggal:…., waktu: …., acara: …., dan tempat:…..
Kevarasian dalam kalimat efektif adalah upaya penulis menggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat untuk menghindari kejenuhan atau kemalasan pembaca terhadap teks karangan ilmiah. Fungsi utama kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut bagi pembaca. Pada dasarnya, kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk dan jenis kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah karangan ilmiah. Agar kevariasian dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks, penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1) Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek, tetapi kalimat dapat dimulai dengan predikat dan keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
2) Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
3) Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat perintah dan kalimat seruan.
4) Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
5) Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
6) Kalimat taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.
7) Kalimat yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan dengan tampilan gambar, bagan, grafik, kurva, marik, dan lain-lain.
8) Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulis jangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.
Penalaran (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran logis (nalar) dari beberapa fakta atau prinsip (KBBI, 2005: 772). Hal yang diutamakan dalam penalaran adalah proses berpikr logis dan bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam penalaran, alur berpikirlah yang ditonjolkan agar kalimat dapat dipertanggungjawabkan, dapat dipahami dengan benar dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi kalimat. Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan antar unsur dan kaitan antar bagian kalimat. Hubungan logis dalam kalimat terdiri atas tiga jenis hubungan berikut.
1) Hubungan logis koordinatif adalah hubungan setara di antara bagian-bagian kalimat dalam kalimat majemuk setara. Hubungan logis koordinatif ini ditandai dengan konjungsi dan serta, tetapi, atau melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil itu kecil, tetapi pajaknya sangat besar.
2) Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.
▪ Hubungan penambahan : baik….maupun, tidak hanya…, tetapi juga…
▪ Hubungan perlawanan : tidak…., tetapi….., bukan……., melainkan
▪ Hubungan pemilihan : apakah…., atau…..,
entah….entah……
▪ Hubungan akibat : demikian…..sehingga, sedemikian rupa……sehingga
▪ Hubungan penegasan : jangankan…..,…..pun….
3) Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara induk kalimat dan anak kalimat. Contoh: Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran.
4) Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat) cukup.
Banyak hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi konjungsi berikut :
▪ Hubungan waktu : ketika, setelah, sebelum,
▪ Hubungan syarat : jika, kalau, andaikata
▪ Hubungan pengandaian : seandainya andaikan, andai kata,
▪ Hubungan tujuan : untuk, agar, supaya,
▪ Hubungan perlawanan : meskipun, walaupun, kendatipun,
▪ Hubungan pembandingan : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih,
▪ Hubungan sebab : sebab,karena, oleh sebab, lantaran,
▪ Hubungan hasil/akibat : sehingga, maka, sampai (sampai)
▪ Hubungan alat : dengan, tanpa
▪ Hubungan cara : dengan, tanpa,
▪ Hubungan pelengkap : bahwa, untuk, apakah,
▪ Hubungan keterangan : yang,
▪ Hubungan perbandingan : sama….dengan, lebih….daripada, berbeda…..dari
Contoh kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar)
1. Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah MPKT dalam pendidikan (SALAH). Di antara masalah pendidikan nasional itu tercantum masalah MPKT dalam pendidikan (BENAR)
2. Untuk mengetahui baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari. (SALAH) Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya seharihari. (BENAR)
3. PT Gudang Garam termasuk lima penghasil terbesar devisa negara tahun 2010. (SALAH) PT Gudang Garam termasuk lima besar penghasil devisa negara tahun 2010. (BENAR).
4. Meskipun dia datang terlambat, namun dia dapat menyelesaikan masalah itu. (SALAH) Meskipun datang terlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR) Dia datang terlamat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
5. Dia membantah bahwa bukan dia yang korupsi, tetapi staf keungan perusahaan. (SALAH) Dia menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi, melainkan staf keuangan perusahaan. (BENAR).