Pandemi Covid-19 = Krisis? Pada saat ini sejak kabinet Jokowi dan krisis yang melanda Amerika dan terakhir Eropa secara makro sangat mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan disegala sektor. Khususnya produk-produk yang sekunder, mengalami kemerosotan penjualan yang drastis. Kondisi ini tentu saja membuat perasaan kuatir dan cemas para pengusaha.
Hal-hal yang menjadi pemikiran serius adalah re-payment bunga dan pokok pinjaman bank. Bahkan sudah ada beberapa perusahaan yang tak dapat dikendalikan lagi akhirnya bangkrut yang disebabkan antara pinjaman dan kemampuan re-payment tidak seimbang lagi. Karena setiap bulan minus maka pokok modal akhirnya tergerus. Kondisi yang sulit seperti ini mau tidak mau tidak bisa kita hindari tetapi bagaimana menghadapi dan berupaya bertahan ditengah kesulitan yang cukup pelik seperti ini.
Apa saja yang perlu dilakukan di masa krisis? Cek 5 hal ini Sumber Daya Manusia cek jumlah SDM khususnya yang produktif dan tidak produktif untuk segera dialihkan pekerjaannya atau dihentikan aktivitasnya. Bagian itu antara lain bagian pembantu. Helper atau tukang angkut atau bagian pembantu pekerjaan-pekerjaan yang selalu dibutuhkan ketika aktivitas penjualan sangat ramai. Kalau tidak ramai mereka tidak memiliki pekerjaan. Segera hentikan pekerjaan yang bukan pekerjaan ini.
Bagian Penjualan cek bagian penjualan yang kurang produktif, apakah ada SDM yang selalu tidak optimal dalam pekerjaannya. Kalau demikian maka sebaiknya memangkasnya dan menggabungkan wilayah penjualan yang tadinya kecil sekarang diperlebar dengan menggabungkan orang-orangnya. Sebagai contoh, seorang pemasar memiliki wilayah A-B (kota) karena tidak produktif dan wilayahnya juga tidak memberikan kontribusi yang cukup maksimal, maka gabungkan wilayah A-B dengan wilayah C-D. Buat satu orang pemasar saja. Dengan demikian terdapat penghematan biaya operasional marketing. Tapi ingat : hanya untuk wilayah tidak potensial dan salesman atau pemasaran yang tidak produktif.
Biaya Operasional, cek kembali biaya operasional lainnya yang selama ini cukup membebani dan mulai dibuat hemat. Misalnya biaya telphon, biaya listrik, biaya bahan bakar dan biaya-biaya lainnya yang harus segera dikendalikan. Produktifitas Produk, cek kembali produktivitas produk yang saat ini di perdagangkan. Dengan mengecek produktifitas barang-barang yang yang di perdagangkan maka perusahaan dapat mengurangi biaya gudang, biaya marketing dan biaya lainnya yang berkaitan dengan produk yang tidak produktif. Tindakan berikut carilah peluang produk lainnya untuk segera menambah atau menggantikan produk yang tidak produktif tersebut. Berlaku untuk trading atau distribusi. Sedangkan penghasil produk mulai meluncurkan produk baru yang memiliki peluang lebih besar di pasar.
Proses Produksi, khusus untuk produsen cek kembali proses produksi di pabrik. Apakah sudah efisien, sebab ketidak efesienan di pabrik menyebabkan harga pokok penjualan produk HPP tidak bersaing dengan baik. Kalau ditilik dibagian produksi seringkali terdapat ketidak efesienan penggunaan bahan baku, pencabutan di proses produksi, waste produk yang tidak diberdayakan, khusus untuk produk terentu memang waste produk bisa dipakai sebagai bahan baku ulang. Tetapi tidak demikian dengan produk lainnya, waste produk menjadi barang yang harus dimusnakan. Apalagi semua pencatatan dilakukan secara manual dan tidak terintegrasi.
Sebutkan minimal 3 jenis usaha yang sangat menjanjikan pada kondisi krisis Covid 19 saat ini?Jelaskan alasan saudara bahwa usaha tersebut akan terus berkembang setelah krisis! Masker karena bisnis tersebutsering kali di gunakan oleh setiap orang-orang dan sangat dicari. Contoh seperti saat ini tetapi sebelum adanya wabah tersebut masker ini juga masih tetep di cari oleh masyrakat karena sangat penting baginya. Makanan contoh serperti makanan ayam sering kali banyak peminatnya ingin membelinya, tetapi sekarang lagi kritis karena lagi adanya masalah wabah covid tersebut tetapi jangan khwatir setiap orang bisa membelinya depan grab dan gojek saya yakin setalah wabah ini ilang bisnis tersebut akan kembali ternama lagi danrame. 3.bisnis hand sanitizer dikarena banyaknya virus yg menyebar hand sanitizer amat sangatdiperlukan agar tangan kita tetap bersih dan terhidar dari virus, sehingga mempermudah untukmembersihkan tangan tanpa menggunakan air, sebab hand sanitizer ini tidak hanya dibutuhkan.
Bisnis camilan makanan ringan Berbahan dasar singkong, makanan ringan disukai oleh kebanyakan orang dengan berbagai tingkat usia. Dari anak-anak hingga orang dewasa menyukai makanan ringan. Bisnis camilan makanan ringan ini bisa dimulai dengan membuat warung yang menjual makanan ringan. Bisa juga dipasarkan secara langsung, grosir dan kiloan atau mendistribusikannya bisa juga melalui media Online seperti Instagram atau layanan pesan singkat. Dalam melakukan penyesuaian bisnis saya sendiri tidak memikirkan untung rugi di awal usaha, mencoba meminta masukan dari orang lain, mungkin di awal-awal bisnis, akan membuat camilan murah tanpa kemasan dan merk yang mewah (itu bisa dipikirkan belakangan) dan memperbanyak belajar diluar bidang selain itu juga memperbanyak belajar mengenai pengolahan bahan dasar camilan saya sendiri, banyak-banyak belajar kepada ahlinya atau belajar di internet! Lalu kembangkan.
Dan memberikan camilan percobaan agar mendapatkan komentar dari orang lain. Diera seperti sekarang ini, orang semakin peduli terhadap apa yang mereka makan, jadi saya sendiri tidak bisa membuat produk makanan ringan yang asal-asalan. Dalam memproduksi makanan ringan harus memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan adalah bahan yang sehat dan tentunya halal. Kehalalan juga menjadi penting mengingat muslim merupakan pasar yang potensial. Selain bahan yang sehat harus memastikan bahan dasar yang digunakan adalah bahan dasar yang berkualitas tinggi. Dengan demikian hasil produk akhir yang dibuat pun akan menjadi produk berkualitas tinggi.Sementara terkait mutu juga menjaga mutu di tempat produksi . Musuh utama makanan adalah hewan-hewan seperti kecoak dan tikus.